1. Data Link Layer
1.1 Pengertian
Data
link layer atau disebut juga
lapisan data-link
merupakan lapisan kedua dari bawah dalam model OSI, yang dapat melakukan konversi frame-frame jaringan yang berisi
data yang dikirimkan menjadi bit-bit mentah agar dapat diproses oleh lapisan fisik. Lapisan ini merupakan lapisan yang akan
melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling
berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node
( node
adalah server down atau tidak
merespon) didalam
sebuah segmen local area network (LAN) yang sama. Lapisan ini bertanggung-jawab dalam
membuat frame, flow control, koreksi kesalahan dan
pentransmisian ulang terhadap frame yang dianggap gagal. MAC address juga diimplementasikan di dalam lapisan ini.
Selain itu,beberapa perangkat seperti Network Interface Card (NIC), switch layer 2 serta bridge jaringan juga beroperasi di sini. Lapisan data-link menawarkan layanan pentransferan data
melalui saluran fisik.
Pentransferan data tersebut mungkin dapat diandalkan atau tidak beberapa protokol lapisan data-link tidak mengimplementasikan fungsi Acknowledgment untuk sebuah frame yang sukses diterima, dan beberapa
protokol bahkan tidak memiliki fitur pengecekan kesalahan transmisi (dengan
menggunakan checksumming). Pada kasus-kasus tersebut, fitur-fitur acknowledgment dan pendeteksian kesalahan harus
diimplementasikan pada lapisan yang lebih tinggi, seperti halnya protokol
Transmission Control Protocol (TCP) (lapisan transport).
Tugas utama dari data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi
data mentah dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari
kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke Network Layer, lapisan data
link melaksanakan tugas
ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau
ribuan byte). Kemudian lapisan data
link mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan
memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena lapisan fisik menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame,
maka tergantung pada lapisan data-link-lah untuk membuat dan
mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan
cara membubuhkan bit khusus
ke awal dan akhir frame.
Fungsi dari lapisan data
link adalah menyediakan layanan bagi lapisan jaringan.
Layanannya yang penting adalah pemindahan data dari lapisan jaringan pada node sumber ke lapisan jaringan di pada node yang dituju. Tugas lapisan data
link adalah
menstransmisikan bit-bit ke komputer yang dituju, sehingga bit-bit tersebut
dapat diserahkan ke lapisan jaringan. Transmisi aktual yang mengikuti lintasan
akan lebih mudah lagi jika dianggap sebagai proses dua lapisan data-link yang
berkomunikasi menggunakan protokol data
link . Lapisan data-link dapat dirancang sehingga mampu
menyediakan bermacam-macam layanan. Layanan aktual yang ditawarkan suatu sistem
akan berbeda dengan layanan sistem yang lainnya. Tiga layanan yang disediakan
adalah sebagai berikut :
1. Layanan unacknowledged connectionless
Layanan
jenis ini mempunyai arti di mana node sumber
mengirimkan sejumlah frame ke
node lain yang dituju dengan tidak memberikanacknowledgment bagi
diterimanya frame-frame tersebut. Tidak ada koneksi
yang dibuat baik sebelum atau sesudah dikirimkannya frame. Bila sebuah frame hilang sehubungan dengan
adanya noise, maka tidak
ada usaha untuk memperbaiki masalah tersebut di lapisan data-link. Jenis
layanan ini cocok bila laju kesalahan (error
rate) sangat rendah, sehingga recovery bisa dilakukan oleh lapisan yang lebih tinggi.
Sebagian besar teknologi [LAN] meggunakan layanan unacknowledgment connectionless pada
lapisan data link.
2. Layanan acknowledged connectionless
Pada
layanan jenis ini berkaitan dengan masalah reabilitas. Layanan ini juga tidak
menggunakan koneksi, akan tetapi setiap framedikirimkan secara independen dan secara acknowledged. Dalam hal ini, si
pengirim akan mengetahui apakah frame yang
dikirimkan ke komputer tujuan telah diterima dengan baik atau tidak. Bila
ternyata belum tiba pada interval waktu yang telah ditentukan, maka frame akan dikirimkan kembali.
Layanan ini akan berguna untuk saluran unreliable, seperti sistem nirkabel.
3. Layanan acknowledged connection-oriented
Layanan
jenis ini merupakan layanan yang paling canggih dari semua layanan yang
disediakan oleh lapisan data-link bagi
lapisan jaringan. Dengan layanan ini, node sumber dan node tujuan
membuat koneksi sebelum memindahkan datanya. Setiap frame yang dikirim tentu saja diterima. Selain itu, layanan
ini menjamin bahwa setiap frame yang
diterima benar-benar hanya sekali dan semua frame diterima dalam urutan yang benar.
Sebaliknya
dengan layanan connectionless,
mungkin saja hilangnya acknowledgment akan
meyebabkan sebuah frameperlu
dikirimkan beberapa kali dankan diterima dalam beberapa kali juga. Sedangkan
layanan connection-oriented menyediakan
proses-proses lapisan jaringan dengan
aliran bit yang bisa
diandalkan.
Pada
saat layanan connection oriented dipakai,
pemindahan data mengalami tiga fase. Pada fase pertama koneksi ditentukan
dengan membuat kedua node menginisialisasi
variabel-variabel dan counter-counter yang
diperlukan untuk mengawasi frame yang
mana yang diterima dan yang belum diterima. Dalam fase kedua, satu frame atau lebih mulai
ditransmisikan dari node sumber
ke node tujuan. Pada
fase ketiga, koneksi dilepaskan, pembebasan variabel, buffer dan sumber daya yang lain
yang dipakai untuk menjaga berlangsungnya koneksi.
1.2 Framing
Untuk melayani lapisan jaringan, lapisan
data-link harus menggunakan layanan yang disediakan oleh lapisan fisik. Apa
yang dilakukan lapisan fisik adalah menerima aliran bit-bit mentah dan berusaha
untuk mengirimkannya ke tujuan. Aliran bit ini tidak dijamin bebas dari
kesalahan. Jumlah bit yang diterima mungkin bisa lebih sedikit, sama atau lebih
banyak dari jumlah bit yang ditransmisikan dan juga bit-bit itu memiliki nilai
yang berbeda-beda. Bila diperlukan, lapisan data-link juga dapat diserahi
tanggung jawab untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan yang terjadi.
Pendekatan yang umum dipakai adalah lapisan data
link memecah aliran bit
menjadi frame-frame dan menghitung nilai checksum untuk setiap frame-nya.
Memecah-mecah aliran bit menjadi frame-frame lebih
sulit dibandingkan dengan apa yang kita kira.
Untuk memecah-mecah aliran bit ini, digunakanlah metode-metode khusus. Ada
empat buah metode yang dipakai dalam pemecahan bit menjadi frame,
yaitu :
·
Karakter
penghitung
·
pemberian
karakter awal dan akhir, dengan pengisian karakter
·
Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit
·
Pelanggaran
pengkodean Physical layer
Berikut ini akan disajikan pembahasan
mengenai metode-metode ini.
1. Karakter
Penghitung merupakan metode yang menggunakan sebuah field pada header untuk menspesifikasi
jumlah karakter di dalam frame. Ketika data link layer pada komputer yang
dituju melihat karakter penghitung, maka data link layer akan mengetahui jumlah
karakter yang mengikutinya dan kemudian juga akan mengetahui posisi ujung
framenya. Teknik ini bisa dilihat pada di bawah ini, dimana ada empat buah
frame yang masing-masing berukuran 5,5,8 dan 8 karakter. Masalah yang akan
timbul pada aliran karakter ini apabila terjadi error transmisi. Misalnya, bila
hitungan karakter 5 pada frame kedua menjadi 7, maka tempat yang dituju tidak
sinkron dan tidak akan dapat mengetahui awal frame berikutnya. Oleh karena
permasalahan ini, metode hitungan karakter sudah jarang dilakukan.
2. Pemberian
Karakter Awal dan Akhir adalah metode yang mengatasi masalah resinkronisasi setelah
terjadi suatu error dengan membuat masing-masing frame diawali dengan deretan
karakter DLE, STX, ASCII dan diakhiri dengan DLE, ETX. DLE adalah Data Link
Escape, STX adalah Start of Text, ETX adalah End of Text. Dalam metode ini,
bila tempat yang dituju kehilangan batas-batas frame, maka yang perlu dilakukan
adalah mencari karakter-karakter DLE, STX, DLE dan ETX. Masalah yang akan
terjadi pada metode ini adalah ketika data biner ditransmisikan.
Karakter-karakter DLE, STX, DLE dan ETX yang terdapat pada data akan mudah
sekali mengganggu framing. Salh satu car untuk mengatasi masalah ini adalah
dengan membuat data link layer, yaitu pengirim menyisipkan sebuah karajter DLE
ASCII tepat sebeum karakter DLE pada data. Teknik ini disebut character
stuffing (pengisian karakter).
3. Pemberian
Flag Awal dan akhir adalah teknik baru memungkinkan frame data berisi sejumlah bit dan
mengijinkan kod karakter dengan sejumlah bit per karakter. Setip frame diawali
dan diakhiri oleh pola bit khusus, 01111110, yang disebut byte flag. Kapanpun
data link layer pada pengirim menemukan lima buah flag yang berurutan pada
data, maka data link layer secara otomatis mengisikan sebuah bit 0 ke aliran
bit keluar. Pengisian bit analog dengan pengisian karakter, dimana sebuah DLE
diisikan ke aliran karakter keluar sebelum DLE pada data. Ketika penerima
melihat lima buah bit 1 masuk yang berurutan, yang diikuti oleh sebuah bit 0,
maka penerima secara otomatis menghapus bit 0 tersebut. Bila data pengguna
berisi pola flag, 01111110, maka flag ini ditrnsmisikan kembali sebagai
011111010 tapi akan disimpan di memori penerima sebagai 01111110.
4.Pelanggaran
Pengkodean Physical Layer metode yang terakhir hanya bisa digunakan bagi jaringan yang encoding
pada medium fisiknya mengandung pengulangan. Misalnya, sebagian LAN melakukan
encode bit 1 data dengan menggunakan 2 bit fisik. Umumnya, bit 1 merupakan
pasangan tinggi rendah dan bit 0 adalah pasangan rendah tinggi. Kombinasi
pasangan tinggi-tinggi dan rendah-rendah tidak digunakan bagi data.
1.3
Kontrol Aliran
Flow
control adalah suatu teknik
untuk menjamin bahwa sebuah stasiun pengirim tidak membanjiri stasiun penerima
dengan data. Stasiun penerima secara khas akan menyediakan suatu buffer data
dengan panjang tertentu. Ketika data diterima, dia harus mengerjakan beberapa poses
sebelum dia dapat membersihkan buffer dan mempersiapkan penerimaan data
berikutnya.
Bentuk sederhana dari kontrol aliran dikenal
sebagai stop and wait, dia bekerja sebagai berikut. Penerima mengindikasikan
bahwa dia siap untuk menerima data dengan mengirim sebual poll atau menjawab
dengan select. Pengirim kemudian mengirimkan data.
Flow control ini diatur/dikelola oleh Data
Link Control (DLC) atau biasa disebut sebagai Line Protocol sehingga pengiriman
maupun penerimaan ribuan message dapat terjadi dalam kurun waktu sesingkat
mungkin. DLC harus memindahkan data dalam lalu lintas yang efisien. Jalur
komunikasi harus digunakan sedatar mungkin, sehingga tidak ada stasiun yang
berada dalam kadaan idle sementara stasiun yang lain saturasi dengan lalu lintas
yang berkelebihan. Jadi flow control merupakan bagian yang sangat kritis dari
suatu jaringan. Berikut ini ditampilkan time diagram Flow control saat
komunikasi terjadi pada kondisi tanpa error dan ada error.
Mekanisme Flow control yang sudah umum
digunakan adalah Stop and Wait dan Sliding window, berikut ini akan dijelaskan
kedua mekanisme tersebut.
1. Stop and wait adalah protokol ini memiliki karakteristik dimana
sebuah pengirim mengirimkan sebuah frame dan kemudian menunggu acknowledgment sebelum memprosesnya lebih lanjut.
Mekanisme stop and wait dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar 8, dimana
DLC mengizinkan sebuah message untuk ditransmisikan (event 1), pengujian
terhadap terjadinya error dilakukan dengan teknik seperti VCR (Vertical Redundancy
Check) atau LRC (Longitudinal Redundancy Check) terjadi pada even 2 dan pada
saat yang tepat sebuah ACK atau NAK dikirimkan kembali untuk ke stasiun
pengirim (event 3). Tidak ada messages lain yang dapat ditransmisikan selama
stasiun penerima mengirimkan kembali sebuah jawaban. Jadi istilah stop and wait
diperoleh dari proses pengiriman message oleh stasiun pengirim, menghentikan
transmisi berikutnya, dan menunggu jawaban.
2. Sliding window control adalah sifat inefisiensi dari stop and wait DLC
telah menghasilkan teknik pengembangan dalam memperlengkapi overlapping antara
message data dan message control yang sesuai. Data dan sinyal kontrol mengalir
dari pengirim ke penerima secara kontinyu, dan beberapa message yang menonjol
(pada jalur atau dalam buffer penerima) pada suatu waktu.
2. Media Transmisi
2.1 Pengertian
Media
transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi (data), karena jarak yang jauh, maka data
terlebih dahulu diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat inilah yang
akan dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data.
Media transmisi digunakan pada beberapa peralatan elektronika untuk menghubungkan
antara pengirim dan penerima supaya dapat melakukan pertukaran data. Beberapa
alat elektronika, seperti telepon, komputer, televisi, dan radio membutuhkan media transmisi untuk dapat menerima data. Seperti pada
pesawat telepon, media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan dua buah
telepon adalah kabel. Setiap peralatan elektronika memiliki
media transmisi yang berbeda-beda dalam pengiriman datanya.
Karakteristik media transmisi ini
bergantung pada Jenis alat elektronika, Data yang digunakan oleh alat
elektronika tersebut, tingkat keefektifan dalam pengiriman data, dan ukuran
data yang dikirimkan. Sistem transmisi optik telah ada sejak awal sejarah seperti smoke signals,lighthouses dan mirror,tetapi media transmisinya
mudah terpengaruh oleh kabut, hujan, danwaktu
malam hari dan sumber cahaya dan detektor lambat.
Sistem transmisi cahaya modern
pertama kali ditemukan oleh fisikawan inggris John Tyndall pada tahun 1870 bahwa cahaya mengikuti sifat dari air dalam
wadah. Pada tahun 1880 Alexander GrahamBell membuat telepon optik yang
menggunakan sinar matahari yang dimodulasikan oleh pantulan diaphragm untuk mentransmisikan
suara ke penerima sejauh 200m
2.2 Jenis Media Transmisi
2.2.1 Twisted Pair Cable
Twisted pair cable atau kabel pasangan
berpilin terdiri dari dua buah konduktor yang digabungkan dengan tujuan untuk
mengurangi atau meniadakan interferensi lektromagnetik dari luar seperti
radiasi elektromagnetik dari kabel Unshielded twisted-pair (UTP),dan crosstalk yang terjadi di antara
kabel yang berdekatan. Ada dua macam Twisted Pair Cable, yaitu kabel STP dan
UTP. Kabel STP (Shielded Twisted Pair) merupakan salah satu jenis kabel yang
digunakan dalam jaringan komputer. Kabel ini berisi dua pasang kabel (empat
kabel) yang setiap pasang dipilin. Kabel STP lebih tahan terhadap gangguan yang
disebebkan posisi kabel yang tertekuk. Pada kabel STP attenuasi akan meningkat
pada frekuensi tinggi sehingga menimbulkan crosstalk dan sinyal noise. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) banyak
digunakan dalam instalasi jaringan komputer. Kabel ini berisi empat pasang
kabel yang tiap pasangnya dipilin (twisted). Kabel ini tidak dilengkapi dengan
pelindung (unshilded). Kabel UTP mudah dipasang, ukurannya kecil, dan harganya
lebih murah dibandingkan jenis media lainnya. Kabel UTP sangat rentan dengan
efek interferensi elektris yang berasal dari media di sekelilingnya.
2.2.2 Coaxial Cable
Kabel koaksial adalah suatu jenis kabel yang menggunakan
dua buah konduktor. Kabel ini banyak digunakan untuk mentransmisikan sinyal frekuensi tinggi mulai 300 kHz keatas. Karena
kemampuannya dalam menyalurkan frekuensi tinggi tersebut, maka sistem transmisi
dengan menggunakan kabel koaksial memiliki kapasitas kanal yang
cukup besar. Ada beberapa jenis kabel koaksial, yaitu thick coaxial cab le
(mempunyai diameter besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih
kecil). Keunggulan kabel koaksial adalah dapat digunakan untuk menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon, dapat ditanam di dalam
tanah sehingga biaya perawatan lebih rendah, karena menggunakan penutup isolasi
maka kecil kemungkinan terjadi interferensi dengan sistem lain. Kelemahan kabel
koaksial adalah mempunyai redaman yang relatif besar sehingga untuk hubungan
jarak jauh harus dipasang repeater-repeater, jika kabel dipasang diatas tanah,
rawan terhadap gangguan-gangguan fisik yang dapat berakibat putusnya hubungan.
2.2.3 Fiber Optic
Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Berdasarkan mode transmisi yang digunakan
serat optik terdiri atas Multimode Step Index, Multimode Graded Index, dan
Singlemode Step Index. Keuntungan serat optik adalah lebih murah, bentuknya
lebih ramping, kapasitas transmisi yang lebih besar, sedikit sinyal
yang hilang, data diubah menjadi sinyal cahaya sehingga lebih cepat, tenaga yang dibutuhkan sedikit, dan tidak mudah terbakar.
Kelemahan serat optik antara lain biaya yang
mahal untuk peralatannya, memerlukan konversi data listrik ke cahaya dan
sebaliknya yang rumit, memerlukan peralatan khusus dalam prosedur pemakaian dan
pemasangannya, serta untuk perbaikan yang kompleks membutuhkan tenaga yang ahli
di bidang ini. Selain merupakan keuntungan, sifatnya yang tidak menghantarkan
listrik juga merupakan kelemahannya karena memerlukan alat pembangkit
listrik eksternal.
2.3.1 Unguided Transmission Media
Unguided transmission media atau media
transmisi tidak terpandu merupakan jaringan yang menggunakan sistem gelombang.
2.3.2 Gelombang mikro
Gelombang mikro (microwave) merupakan bentuk radio yang
menggunakan frekuensi tinggi (dalam satuan gigahertz), yang meliputi kawasan
UHF, SHF dan EHF. Gelombang mikro banyak digunakan pada sistem jaringan MAN, warnet dan penyedia
layanan internet (ISP). Keuntungan menggunakan gelombang mikro adalah akuisisi antar menara tidak begitu dibutuhkan, dapat membawa jumlah data yang besar, biaya
murah karena setiap tower antena tidak memerlukan lahan yang luas, frekuensi tinggi atau gelombang
pendek karena hanya membutuhkan antena yang kecil. Kelemahan gelombang mikro
adalah rentan terhadap cuaca seperti hujan dan mudah terpengaruh pesawat terbang yang melintas di atasnya.
2.3.3 Satelit
Satelit adalah media transmisi yang fungsi utamanya menerima
sinyal dari stasiun bumi dan meneruskannya ke stasiun bumi lain. Satelit yang
mengorbit pada ketinggian 36.000 km di atas bumi memiliki angular orbital velocity yang sama
dengan orbital velocity bumi. Hal
ini menyebabkan posisi satelit akan relatif stasioner terhadap bumi
(geostationary), apabila satelit tersebut mengorbit di atas khatulistiwa. Pada
prinsipnya, dengan menempatkan tiga buah satelit geostationary pada posisi yang tepat dapat menjangkau seluruh
permukaan bumi. Keuntungan satelit adalah lebih murah dibandingkan dengan
menggelar kabel antar benua, dapat menjangkau permukaan bumi yang luas,
termasuk daerah terpencil dengan populasi rendah, meningkatnya trafik telekomunikasi antar benua
membuat sistem satelit cukup menarik secara komersial. Kekurangannya adalah
keterbatasan teknologi untuk penggunaan antena satelit dengan
ukuran yang besar, biaya investasi dan asuransi satelit yang masih mahal, atmospheric losses yang besar untuk frekuensi di atas 30 GHz
membatasi penggunaan frequency
carrier.
2.3.4 Gelombang radio
Gelombang radio adalah media transmisi yang dapat digunakan
untuk mengirimkan suara ataupun data. Kelebihan transmisi gelombang radio adalah dapat
mengirimkan isyarat dengan posisi sembarang (tidak harus lurus) dan
dimungkinkan dalam keadaan bergerak. Frekuensi yang digunakan antara 3 KHz
sampai 300 GHz. Gelombang radio digunakan pada band VHF dan UHF : 30 MHz
sampai 1 GHz termasuk radio FM dan UHF dan VHF televisi. Untuk komunikasi data digital digunakan packet
radio.
2.3.5 Inframerah
Inframerah biasa digunakan untuk komunikasi jarak dekat, dengan kecepatan 4 Mbps. Dalam penggunaannya untuk pengendalian jarak
jauh, misalnya remote
control pada televisi serta
alat elektronik lainnya. Keuntungan inframerah adalah kebal terhadap
interferensi radio dan elekromagnetik, inframerah mudah dibuat dan murah, instalasi
mudah, mudah dipindah-pindah, keamanan lebih tinggi daripada gelombang radio.
Kelemahan inframerah adalah jarak terbatas, tidak dapat menembus dinding, harus
ada lintasan lurus dari pengirim dan penerima, tidak dapat digunakan di luar
ruangan karena akan terganggu oleh cahaya matahari.
3.
Ethernet
Versi awal Xerox Ethernet dikeluarkan
pada tahun 1975 dan di desain untuk menyambungkan 100 komputer pada kecepatan 2,94
megabit per detik melalui kabel sepanjang satu kilometer.
Desain
tersebut menjadi sedemikian sukses di masa itu sehingga Xerox, Intel dan Digital Equipment Corporation (DEC) mengeluarkan standar
Ethernet 10Mbps yang banyak digunakan pada jaringan komputer saat ini. Selain
itu, terdapat standar Ethernet dengan kecepatan 100Mbps yang dikenal sebagai Fast Ethernet.Asal Ethernet bermula dari sebuah
pengembangan WAN di University of Hawaii pada
akhir tahun 1960 yang dikenal dengan nama "ALOHA". Universitas tersebut
memiliki daerah geografis kampus yang luas dan berkeinginan untuk menghubungkan komputer-komputer yang tersebar
di kampus tersebut menjadi sebuah jaringan komputer kampus.
Proses standardisasi teknologi Ethernet
akhirnya disetujui pada tahun 1985 oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), dengan sebuah standar yang dikenal dengan
Project 802. Standar IEEE selanjutnya diadopsi oleh International Organization
for Standardization (ISO), sehingga menjadikannya sebuah standar internasional
dan mendunia yang ditujukan untuk membentuk jaringan komputer. Karena
kesederhanaan dan keandalannya, Ethernet pun dapat bertahan hingga saat ini,
dan bahkan menjadi arsitektur jaringan yang paling banyak digunakan.
3.1 Jenis-jenis Ethernet
Jika dilihat dari kecepatannya, Ethernet terbagi menjadi empat jenis,
yakni sebagai berikut:
1. 10
Mbit/detik, yang sering disebut sebagai Ethernet saja (standar yang digunakan: 10Base2, 10Base5, 10BaseT, 10BaseF)
2. 100 Mbit/detik, yang sering disebut
sebagai Fast Ethernet (standar yang digunakan: 100BaseFX, 100BaseT, 100BaseT4, 100BaseTX)
3. 1000 Mbit/detik atau 1 Gbit/detik, yang
sering disebut sebagai Gigabit Ethernet (standar yang digunakan: 1000BaseCX, 1000BaseLX, 1000BaseSX, 1000BaseT).
4. 10000 Mbit/detik atau 10 Gbit/detik.
Standar ini belum banyak diimplementasikan.
Cara kerja
Spesifikasi Ethernet mendefinisikan fungsi-fungsi yang terjadi pada
lapisan fisik dan lapisan data-link dalam model
referensi jaringan tujuh lapis OSI, dan cara pembuatan paket data ke dalam frame sebelum ditransmisikan di atas kabel.
Ethernet merupakan sebuah teknologi jaringan yang menggunakan metode
transmisi Baseband yang mengirim sinyalnya secara serial 1 bit pada
satu waktu. Ethernet beroperasi dalam modus half-duplex, yang berarti setiap station dapat menerima atau mengirim data tapi tidak dapat
melakukan keduanya secara sekaligus. Fast Ethernet serta Gigabit Ethernet dapat
bekerja dalam modus full-duplex atau half-duplex.
Ethernet menggunakan metode kontrol akses media Carrier Sense Multiple Access with Collision
Detection untuk menentukan
station mana yang dapat mentransmisikan data pada waktu tertentu melalui media
yang digunakan.
Dalam jaringan yang menggunakan
teknologi Ethernet, setiap komputer akan "mendengar" terlebih dahulu
sebelum "berbicara", artinya mereka akan melihat kondisi jaringan
apakah tidak ada komputer lain yang sedang mentransmisikan data. Jika tidak ada
komputer yang sedang mentransmisikan data, maka setiap komputer yang mau
mengirimkan data dapat mencoba untuk mengambil alih jaringan untuk
mentransmisikan sinyal. Sehingga, dapat dikatakan bahwa jaringan yang
menggunakan teknologi Ethernet adalah jaringan yang dibuat berdasrkan basis First-Come,
First-Served, daripada
melimpahkan kontrol sinyal kepada Master Station seperti dalam teknologi
jaringan lainnya.
Jika dua station hendak mencoba untuk mentransmisikan data pada waktu
yang sama, maka kemungkinan akan terjadi collision (kolisi/tabrakan), yang akan mengakibatkan dua station
tersebut menghentikan transmisi data, sebelum akhirnya mencoba untuk
mengirimkannya lagi pada interval waktu yang acak (yang diukur dengan satuan
milidetik). Semakin banyak station dalam sebuah jaringan Ethernet, akan
mengakibatkan jumlah kolisi yang semakin besar pula dan kinerja jaringan pun
akan menjadi buruk. Kinerja Ethernet yang seharusnya 10 Mbit/detik, jika dalam
jaringan terpasang 100 node, umumnya hanya menghasilkan kinerja yang berkisar
antara 40% hingga 55% dari bandwidth yang diharapkan (10 Mbit/detik). Salah
satu cara untuk menghadapi masalah ini adalah dengan menggunakan Switch Ethernet untuk
melakukan segmentasi terhadap jaringan Ethernet ke dalam beberapa collision
domain.
3.2 Frame Ethernet
Ethernet mentransmisikan data melalui kabel jaringan dalam bentuk paket-paket data yang disebut dengan Ethernet Frame. Sebuah Ethernet
frame memiliki ukuran minimum 64 byte, dan maksimum 1518 byte dengan 18
byte di antaranya digunakan sebagai informasi mengenai alamat sumber, alamat
tujuan, protokol jaringan yang digunakan, dan beberapa informasi lainnya yang
disimpan dalam header serta trailer (footer). Dengan kata lain, maksimum jumlah data yang dapat
ditransmisikan (payload) dalam
satu buah frame adalah 1500 byte.
Ethernet menggunakan beberapa metode untuk melakukan enkapsulasi paket
data menjadi Ethernet frame, yakni sebagai berikut:
2.
Ethernet 802.3 (atau dikenal sebagai Raw 802.3 dalam sistem jaringan Novell, dan digunakan untuk berkomunikasi dengan Novell NetWare versi 3.11 atau yang sebelumnya)
3.
Ethernet 802.2 (juga
dikenal sebagai Ethernet 802.3/802.2
without Subnetwork Access Protocol, dan digunakan untuk konektivitas dengan Novell NetWare 3.12 dan selanjutnya)
4.
Ethernet SNAP (juga
dikenal sebagai Ethernet 802.3/802.2
with SNAP, dan dibuat sebagai kompatibilitas dengan sistem Macintosh yang menjalankan TCP/IP)
Sayangnya, setiap format frame Ethernet di atas tidak saling
cocok/kompatibel satu dengan lainnya, sehingga menyulitkan instalasi jaringan
yang bersifat heterogen. Untuk mengatasinya, lakukan konfigurasi terhadap
protokol yang digunakan via sistem operasi.
3.3 Topologi
Ethernet dapat menggunakan topologi
jaringan fisik apa saja (bisa berupa topologi
bus,
topologi ring,
topologi star
atau topologi mesh)
serta jenis kabel yang digunakan (bisa berupa kabel
koaksial (bisa berupa Thicknet
atau Thinnet), kabel tembaga
(kabel
UTP
atau kabel
STP),
atau kabel serat optik). Meskipun demikian, topologi star lebih disukai. Secara logis,
semua jaringan Ethernet menggunakan topologi bus, sehingga satu node akan menaruh sebuah sinyal di
atas bus dan sinyal tersebut akan mengalir ke semua node lainnya yang terhubung
ke bus.
4. Modem
4.1 Pengertian Modem
Sebenernya
modem merupakan pengembangan dari TV kabel Modem berasal dari singkatan MOdulator DEModulator. Modulator
merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan,
sedangkan Demodulator adalah
bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari
sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan
baik. Modem merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat
komunikasi dua arah. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua-arah umumnya
menggunakan bagian yang disebut "modem", seperti VSAT, Microwave
Radio, dan lain sebagainya, namun umumnya istilah modem lebih dikenal sebagai Perangkat keras yang sering digunakan untuk komunikasi pada komputer.
Data dari
komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan
kepada modem untuk diubah menjadi sinyal analog, ketika modem menerima data dari luar berupa
sinyal analog, modem mengubahnya kembali ke sinyal digital supaya dapat
diproses lebih lanjut oleh komputer. Sinyal analog tersebut dapat dikirimkan
melalui beberapa media telekomunikasi seperti telepon dan radio.
Setibanya di
modem tujuan, sinyal analog tersebut diubah menjadi sinyal digital kembali dan
dikirimkan kepada komputer. Terdapat dua jenis modem secara fisiknya, yaitu modem eksternal dan modem internal.
Disamping kedua pembagian diatas, kita juga mengenal
istilah hardware atau software modem. Modem yang bekerja secara hardware
menggunakan chip khusus untuk menangani fungsi-fungsi komunikasi data,
sedangkan pada software modem, pekerjaan ini diambil alih oleh sebuah
programdriver
4.2 Jenis-jenis modem
·
Modem ISDN (Integrated
Services Digital Network) layanan beroperasi pada saluran data 64-Kbit/sec atau
128-Kbit/sec. Tingkat utama ISDN menyediakan bandwith tambahan dalam kelipatan
64-Kbit/sec.
·
Modem GSM adalah modem yang menggunakan teknologi sistem telepon selular ( GPRS
, UMTS, HSPA, EVDO , WiMax), Teknologi Transfer data GSM lebih dikenal
sebagai modem nirkabel atau modem
seluler.
·
Modem ADSL
adalah Modem teknologi ADSL (Asymetric Digital Subscribe Line) yang
memungkinkan berselancar internet dan menggunakan telepon analog secara
berbarengan. Caranya sangat mudah, untuk ADSL diberikan sebuah alat yang
disebut sebagai Splitter atau pembagi line. Posisi Splitter ditempatkan di
depan ketika line telepon masuk. Artinya anda tidak boleh mencabangkan line
modem untuk ADSL dengan suara secara langsung. Alat Splitter berguna untuk
menghilangkan gangguan ketika anda sedang menggunakan ADSL modem. Dengan
Splitter keduanya dapat berjalan bersamaan, sehingga pengguna dapat menjawab
dan menelpon seseorang dengan telepon biasa. Di sisi lain, pengguna tetap dapat
terkoneksi dengan internet melalui ADSL modem.
·
Modem CDMA adalah Modem CDMA yaitu
modem yang menggunakan frekuensi CDMA 800 MHz atau CDMA 1x. Dan yang terbaru
menggunakan frekuensi EVDO Rev-A (setara dengan 3G) dan teknologi CDMA
terbaru adalah EVDO Rev-B.
4.3 Fungsi Modem
Fungsi modem yaitu untuk mengubah sinyal
digital menjadi sinyal suara dan juga sebaliknya. Dewasa ini modem telah berkembang
dengan berbagai fasilitas yang cukup bermanfaat, misalnya voice modem. Dengan
adanya fasilitas voice modem ini, merubah fungsi modem bukan hanya sebagai
penyambung ke internet tetapi lebih dari itu, modem dapat menjadi saluran
radio, audio, percakapan telepon sampai streaming video.
Walaupun isi cable modem berbeda-beda, pada
dasarnya sekarang isinya seperti diilustrasikan di diagram berikut.
4.4
Kecepatan Modem
Kecepatan data downstream (yang masuk)
rata-rata berkisar antara 4-56 Megabit per detik.Sedangkan kecepatan upstream
(yang keluar) berkisarantara 256 Kilobit hingga 3 Megabit per detik.
5. ACCESS POINT
5.1 PENGERTIAN ACCES
POINT
Ada dua buah perangkat wireless,
satu buah jenis wireless
Access Point (AP) dan sebuah lagi Wireless Cable/DSL Router. Kedua perangkat
ini sudah lama tidak difungsikan secara optimal, langsung saja timbul rasa
penasaran untuk melakukan konfigurasi AP. Model dan merk perangkat wireless tidak disebutkan,
karena tidak dapat fee dari vendor dan memungkinkan exploitasi menjadi lebih
mudah oleh pengakses ilegal yang ada di area sekitar kantor he.. he..
Konfigurasi pertama dilakukan terhadap AP, ada passwordnya, password default telah
berganti, tidak perlu bertanya ke konfigurator sebelumnya, cari cara untuk melakukan
reset ke default factory
setting di google.com, dapat beberapa informasi dari forum/milis,
setelah dicoba akhirnya konfigurasi AP kembali ke setting awal.
Interface untuk mengatur setting AP dilakukan dengan memasukkan alamat
IP perangkat AP melalui browser, beberapa konfigurasi dilakukan, diantaranya
dengan:
1.
Mengatur
supaya AP dapat berfungsi sebagai DHCP server
2.
Mencoba
fitur Wired Equivalent
Privacy (WEP) dan Wi-Fi
Protected Access (WPA)
3.
Mengatur
akses berdasarkan MAC Address device pengakses
4.
dsb
Beberapa
konfigurasi yang dibuat tidak bekerja dengan baik, misalnya meski DHCP server
telah diatur, AP tidak memberikan IP sesuai dengan alokasi yang ditentukan.
5.2 AP dan Komputer Server
Saat ini AP
telah berfungsi dengan baik dan benar, selanjutnya ada keinginan untuk
menyiapkan sebuah komputer untuk dijadikan sebuah server yang akan menyediakan
fungsi untuk:
1.
Pengelolaan
user
2.
Pengelolaan
akses
3.
Proxy dan
Firewall
4.
Pengelolaan
authentifikasi
5.
Mencatat
log/history akses
6.
Menyediakan
fitur billing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar